Sebuah penyakit yang berkembang terus menerus bertambah apakah ini sudah menjadi hal yang sudah pasti kita hadapi zaman sekarang, apakah masa depan lebih banyak lagi penyakit yang mengancam manusia. Mungkinkah ini akibat dari revolusi industri yang menyebabkan pencemaran dimana-mana, sekarang yang lagi menarik adalah meningkatkanya suhu lingkungan di Indonesia yang mencapai 1-2 ° C dan didengungkan masalah global warming. Terpenting bahwa kita sebagai umat muslim yang mengharamkan babi maka jangan terlkalu khawatir akan hal tersebut. Ini sedikit penjelasan tentang flu babi:
Pengertian
Flu babi (Inggris:Swine influenza) adalah kasus-kasus influensa yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Galur virus flu babi yang telah diisolasi sampai saat ini telah digolongkan sebagai Influenzavirus C atau subtipe genus Influenzavirus A (Anonymous, 2009). Sedangkan menurut Kusmarjadi (2009) Flu Babi atau Swine Flu/Influenza adalah penyakit saluran pernafasan pada babi, yang disebabkan virus influenza jenis A. Virus flu ini menyebabkan kesakitan yang berat pada babi tetapi angka kematiannya rendah. Virus ini (type A H1N1 virus) pertama kali di isolasi dari babi pada tahun 1930. Seperti semua virus influenza, virus flu babi berubah secara konstan. Babi bisa terinfeksi virus avian influenza (virus flu burung) dan virus flu manusia. Jika berbagai virus ini menyerang babi, maka virus ini akan mampu membentuk spesien2 virus baru, yang merupakan gabungan virus avian, manusia dan swine. Sampai saat ini sudah berhasil diisolasi sebanyak 4 sub-type A: H1N1, H1N2, H3N2, and H3N1. H1N1 merupakan virus jebis baru yang baru saja ditemukan pada babi.
Asal Flu Babi
Kepala Laboratorium Flu Unggas Universitas Airlangga CA Nidom mengatakan, flu babi sebenarnya sudah lazim. Penyakit dengan virus H1N1 di Indonesia sudah ada sejak dulu. Subtipe di Indonesia atau H1N1 klasik tidak berbahaya. "H1N1 tipe Meksiko yang dikenal sebagai flu babi sekarang inilah yang berbahaya," katanya di Surabaya, Selasa (28/4). Berdasarkan riset Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, H1N1 tipe Meksiko diduga kuat gabungan flu unggas, flu babi, dan flu manusia. Virus kemungkinan berubah di tubuh babi. "Sejak 2005, saya sudah melontarkan hipotesis ini. Saya sudah khawatir ini bakal terjadi. Akhir tahun lalu saya kembali mengingatkan potensi bahaya ini. Namun, sebagian kalangan masih menentang," ujarnya.
Virus yang berubah di tubuh babi lebih mungkin menular ke manusia. Pasalnya, manusia dan babi sama-sama mamalia yang cenderung memiliki kesamaan. Sebaliknya, flu unggas tidak bisa langsung ke manusia. "Secara teoretis, virus di unggas tidak bisa langsung ke mamalia seperti manusia. Harus ada perantara mamalia lain dan itu kemungkinan besar babi," katanya. Di tubuh babi, virus mengalami perubahan dengan dua pola. Pola pertama berupa adaptasi. "Kalau ini terjadi, dampaknya tidak terlalu berbahaya karena tidak ada perubahan struktur virus," ujarnya. Pola kedua berupa penyusunan ulang virus. Berdasarkan pola ini, virus bisa berkembang menjadi gabungan flu babi, flu unggas, dan flu manusia. "Jika menyimak penjelasan di AS, ada kemungkinan reassortan (penyusunan ulang)," ujarnya. Jika hal itu terjadi, tidak tertutup kemungkinan flu babi bisa berkembang di Indonesia. Salah satu pendukungnya adalah banyaknya peternakan ayam dan babi yang berdekatan. "Sejak flu unggas merebak, saya sudah mengemukakan pentingnya menata ulang peternakan," tuturnya. (Kompas, 28/04/2009)
Kasus di Dunia
Virus influenza A(H1N1) atau yang sering disebut flu babi atau flu meksiko hingga hari ini Sabtu (2/5) telah menginfeksi setidaknya 615 orang di 15 negara. Demikian data terakhir yang dirilis badan kesehatan dunia WHO dalam situsnya.
Meksiko disebutkan melaporkan kasus infeksi 397 dengan angka kematian mencapai 16. Kenaikan angka kasus sebanyak 241 dari Meksiko ini dibanding Jumat (1/5) lalu pada pkl 23.30 GMT merefleksikan hasil pengujian spesimen yang telah dikumpulkan sebelumnya. Pemerintah Amerika Serikat melaporkan angka kejadian infeksi berdasar pemeriksaan laboratorium mencapai 141 dengan 1 kasus kematian. Kasus infeksi di negara-negara lain tanpa kasus kematian seperti Austria (1), Kanada (34), China, Wilayah administratif khusus Hong Kong (1), Denmark (1), Perancis (1), Jerman (4), Israel (2), Belanda (1), New Zealand (4), Republik Korea (1), dan Spanyol (13), sitzerland (1) dan Inggris (13). (Kompas, 2/5/2009).
Tanda dan Gejala
Gejala influensa ini mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin, dan lemah lesu. Beberapa penderita juga melaporkan buang air besar dan muntah-muntah (Anonymous, 2009).
Cara Penularan
Virus swine influenza tidak ditularkan melalui makanan. Memasak makanan sampai suhu 160°F akan mematikan virus ini. Virus influenza bisa menular dari babi ke manusia atau sebaliknya. Infeksi pada manusia terjadi terutama jika berada dekat2 babi yang terinfeksi seperti berada dalam kandang babi dll. Infeksi dari manusia ke manusia lain juga bisa terjad, mirip sperti flu manusia, yaitu melalui bersin atau batuk. Bisa juga lewat sentuhan tangan, kemudian tangan tersebut menyentuh mulut atau hidung (Kusmarjadi, 2009)
Cara Diagnosa
Untuk mendiagnosis infeksi swine influenza, dibutuhkan koleksi spesimen dari saluran nafas dalam 4-5 hari pertama. Spesimen ini8 kemudian diperiksakan di Laboratorium (Kusmarjadi, 2009).
Obat Influenza
Ada 4 macam obat antivirus yang beredar di USuntuk mengobati influenza: amantadine, rimantadine, oseltamivir san zanamivir. Pada umunya virus swine influenza masih mempan dengan obat2 ini. Tetapi hasil isolasi virus swine terbaru dari manusia didapatkan resisten terhadap amantadine dan rimantadine. Sehingga saat ini obat yang dianjurkan untuk mengobati serta mencegah swine influenza adalah oseltamivir atau zanamivir (Kusmarjadi, 2009).
Pencegahan Penting
Obat flu babi sama dengan obat yang digunakan untuk flu biasa atau flu burung. Centers for Disease Control and Prevention (CDCP) merekomendasikan obat antivirus oseltamivir (Tamiflu) atau zanamivir. Hanya saja, obat ini lebih efektif jika diberikan pada tahap dini perjalanan penyakit, saat kerusakan pada sel paru-paru belum terlalu parah. Belum ada vaksin yang dapat melindungi manusia agar tidak terkena flu babi. Oleh karena itu, langkah pencegahan untuk membatasi penularan sangat penting. Berikut tindakan yang perlu diambil untuk mengurangi risiko penularan jika Anda sedang berada di daerah wabah flu babi (Saputro, 2009) :
1. Menutup hidung dan mulut dengan tissue saat batuk atau bersin. Membuang tissue ke tempat sampah setelah digunakan.
2. Mencuci tangan dengan sabun dan air, terutama setelah batuk atau bersin. Tissue yang mengandung alkohol juga dapat digunakan.
3. Menghindari kontak erat dengan orang yang sakit flu.
4. Jika sakit, hendaknya tetap berada di rumah, tidak pergi bekerja atau ke sekolah, agar tidak menginfeksi orang lain.
5. Menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut. Virus menular lewat bagian tubuh tersebut.
Catatan kaki
Anonymous. 2009. Flu Babi. Wikipedia Bahasa Indonesia.
Kusmarjadi, D. 2009. Flu Babi. http://spogman[dot]mofuse[dot]mobi.
Kompas. 2009. Flu Babi Berpotensi Berkembang di Indonesia. http://www.kompas.com . kompas cetak 28/4/2009.
Kompas. 2009. 615 Sudah Terinfeksi Flu Meksiko (Babi). http://www.kompas.com . kompas cetak 2/5/2009.
Saputro, W. E. 2009. Flu Babi. http:// wahyuedisaputro.co.cc